Selasa, 27 Oktober 2015

Perkembangan Teknologi di tahun 2050

Jika kita berbicara tentang perkembangan teknologi, mungkin sampai kapanpun tidak akan pernah ada habisnya. Banyaknya kebutuhan yang diperlukan oleh manusia, ditambah dengan bertambah canggihnya teknologi, secara otomatis akan menimbulkan motivasi para ilmuan untuk menciptakan suatu penemuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. 
Di masa yang akan datang, tidak dapat dipungkiri bawa manusia akan menginginkan segala hal yang serba praktis. mulai dari kendaraan, gadget, maupun alat kesehatan dan sebagainya. berikut berbagai teknologi yang mungkin akan ada di tahun 2050.

1. Tabung Penyembuh Penyakit

Dari namanya saja pasti sudah dapat kita tebak bahwa teknologi yang satu ini, merupakan teknologi di bidang kesehatan yang bertujuan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. pada tahun 2050 nanti alat ini akan banyak sekali orang yang membutuhkan. alat ini dirancang untuk menyembuhkan penyakit apapun asalkan otak dari orang yang akan disembuhkan itu masih bisa berfungsi dengan baik. alat ini bisa menyembuhkan orang yang lumpuh, bahkan orang yang mengalami luka-luka parah sekalipun. alat ini juga berfungsi untuk membuat orang menjadi awet muda sehingga manusia akan abadi. cara kerja dari alat ini seperti scanner, dimana setelah orang masuk ke dalam alat ini dan dilakukan scan keseluruh tubuh, maka alat ini akan mengetahui penyakit apa yang diderita oleh orang tersebut kemudian langsung menyembuhkannya. 
teknologi yang satu ini akan banyak membantu manusia dimasa yang akan datang sehingga tidak akan adalagi orang yang meninggal karena sakit. namun dampak yang nantinya muncul setelah dibuatnya alat ini adalah populasi manusia di bumi akan semakin padat jika tidak ada pembatasan populasi manusia yang serius. 

2. E-wallet

Teknologi yang satu ini adalah inovasi yang diciptakan untuk memudahkan segala macam transaksi dimasa yang akan datang. alat ini bentuknya seperti kartu atm namun terbuat dari bahan yang lebih tipis dan transparan. alat ini bisa memudahkan kita untuk membayar segala bentuk transaksi seperti membayar biaya rumah sakit, membayar tagihan belanja, dan keperluan-keperluan lain yang menyangkut masalah finansial. bahkan e-wallet ini sekaligus memuat id pemilik didalamnya, seperti kartu tanda penduduk, pasport, SIM dan kartu kredit tentunya. alat ini akan memudahkan pemiliknya agar tidak usah membawa berbagai kartu dalam dompetnya dan juga untuk mencegah id atau kartu penting lainnya agar tidak tertinggal saat pemiliknya akan pergi kemanapun. 

3. Transportasi Digital

perkembangan teknologi di bidang transportasi yang diharapkan akan muncul pada tahun 2050 adalah transportasi digital. transportasi ini berupa mobil yang tidak memiliki setir seperti mobil-mobil di masa sekarang. transportasi digital ini semua sistem didalamnya berbentuk digital dengan layar touchscreen. sehingga jika pemiliknya akan menggunakan transportasi ini, ia cukup memilih tempat tujuannya dan menekannya di layar yang berguna sebagai alat setirnya. transportasi ini pun memiliki trek seperti rel kereta api namun sangat modern sehingga tidak akan ada kata macet. pemiliknya pun tidak usah repot-repot untuk terus mengemudikan alat tersebut, setelah menentukan tujuan dan menekan "Go" pada layar, maka secara otomatis dia akan berjalan sendiri. dengan seperti itu orang yang menggunakan alat ini bisa berkendara sambil bersantai di dalam alat transportasi tersebut. 

Nah itulah beberapa teknologi yang mungkin akan muncul di tahun 2050. dengan adanya beberapa teknologi diatas akan sangat membantu umat manusia. semoga para ilmuan pun dapat membuat perubahan yang menguntungkan semua manusia di dunia...

Rabu, 14 Oktober 2015

Alih Teknologi

JENIS-JENIS ALIH TEKNOLOGI




1.       FDI (Foreign Direct Investment) 
FDI atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut ‘home country‘) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut ‘host country‘) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.



Sebagai contoh dari FDI adalah PT.Aqua. dimana perusahaan DANONE asal prancis ini berinvestasi hampir 74% dari saham yang dimiliki oleh PT.Aqua. Hal ini dikarenakan pada saat krisis moneter di Indonesia, PT. Aqua merasa sebagian sahamnya perlu dijual dikarenakan pendapatan yang berkurang dan jumlah produksi yang menurun. Disini lah Danone menjadi jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Aqua. Sejak dibelinya saham PT. Aqua oleh danone terbukti tingkat produksi PT. Aqua meningkat pesat dan pendapatannya pun semakin meningkat pesat. 

Danone melakukan investasi dikarenakan ingin mengembangkan pasarnya di kawasan Asia. Namun danone berfikir daripada ia harus membuat brand baru yang memiliki resiko kegagalan cukup besar, maka perusahaan ini memutuskan untuk berinvestasi dengan perusahaan AMDK yang sudah memiliki reputasi bagus di negaranya. Dan dipilihlah Aqua. Kerja sama ini sangat menguntungkan kedua pihak. Aqua sangat jelas mendapatkan keuntungan besar dari Danone dimana danone ini merupakan perusahaan air mineral terbesar di Prancis. 

Keuntungan yang didapat oleh Aqua adalah dengan meningkatnya tingkat produksi dan pendapatan dari perusahaan tersebut. Selain itu Aqua juga dapat memanfaatkan jaringan pemasaran maupun teknologi yang dimiliki Grup Danone untuk memperkuat penetrasinya ke pasar regional.



2.       Join ventures
Join Ventures merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan yang berasal dari Negara yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan untuk mencapai konsentrasi kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih padat. 

Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali perusahaan yang melakukan kerjasama Joint Venture ini, diantaranya adalah Joint Venture antara PT. Trikomsel Oke Tbk dengan SingPost.
PT. Trikomsel Oke Tbk merupakan perushaan penyedia produk dan layanan telekomunikasi seluler di Indonesia yang telah tecatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 dengan kapitalisme pasar mencapai Rp 7,25 triliun pada 27 Februari 2015. Sedangkan SingPost merupakan perusahaan terkemuka penyedia logistic perdagangan elektronik yang berasal dari Singapura. 

Kedua perusahaan ini akan mendirikan perusahaan di Indonesia dengan kepemilikan saham masing-masing 67% dipegang oleh PT Trikomsel dan sisanya sebesar 33% dimiliki oleh perusahaan SingPost. Kerjasama yang dilakukan antara kedua perusahaan ini menyasar pada peluang bisnis e-commerce di Indonesia. Kerjasama ini dinyatakan sebagai Joint Venture karena terlihat jelas bahwa tujuan dari penggabungan kedua perusahaan ini tidak lain adalah menggabungkan kelebihan dari PT Trikomsel dalam kepemilikan jaringan distribusi yang luas di Indonesia dan keahlian Singppost dalam operasional logisik dan pengelolaan e-commerce. Atau dengan kata lain, dengan didakannya kerjasama ini, PT Trikomsel dan SingPost ini mengharapkan dengan digabungkannya perusahaan tersebut diharapkan agar dapat mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia yang berdampak pada meningkatnya keuntungan yang didapat oleh kedua perusahaan.


3.       Licensing Agreement
Licensing Agreement adalah izin dari sebuah perusahaan kepada perusahaan-perusahaan lain untuk menggunakan nama dagangnya (Merek, teknologi, paten, hak cipta atau keahlian-keahlian lainnya)
Perusahaan yang melakukan licensing agreement diantaranya adalah PT. Sarimelati Kencana atau yang lebih dikenal sebagai PizzaHut Indonesia.

Dikatakan sebagai perusahaan yang melakukan Licensing Agreement karena PT. Sarimelati Kencana ini menggunakan nama dagang dari Pizza Hut sendiri. Selain itu dalam hal produksi pun yang digunakan adalah teknologi dari PizzaHut. Kerjasama ini memiliki keuntungan pada kedua perusahaan. Dimana PizzaHut dapat mendapatkan keuntungan dengan adanya perusahaan pizza di Indonesia, dan PT. Sarimelati pun mendapat keuntungan dari kegiatan lisensinya seperti dengan digemarinya pizza yang ditawarkan.


4.       Turnkey Project
Turn-key Project adalah pola pekerjaan dimana masing-masing pihak yang terlibat mengikatkan diri dengan kontrak kerja, tetapi Pihak Pemberi Tugas akan melakukan pembayaran pekerjaan setelah prestasi pekerjaan selesai 100% dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas.

Sebagai contoh adalah pembangunan pipa gas dari Perusahaan Gas Negara di Sumatera Selatan atau disebut SSWJ I. pembangunan pipa gas yang menggunakan kontraktor Jepang. Proyek ini mendapat dukungan secara finansial secara penuh dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sehingga sangat memudahkan kontraktor. 

Turnkey project ini kebanyakan diterapkan pada bidang pembangunan. Hal ini dikarenakan bahwa penerapan pola turnkey project itu sendiri ruang lingkupnya merupakan bidang perdata yang dilaksanakan berdasarkan kesepakatan para pihak baik pada awal hingga berakhirnya perjanjian sesuai kesepakatan para pihak.

Senin, 05 Oktober 2015

Group Media di Indonesia

Media merupakan alat yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan para pemirsanya. Fugsi utama dari media itu sendiri adalah : Informasi, Hiburan, Edukasi dan Persuasi. Namun dari fungsi - fungsi tersebut hiburan menjadi prioritas utama karna mendatangkan banyak keuntungan bagi pemiliknya.

Media memang merupakan bentuk dari organisasi dan industri, menjadikan beberapa media menyiarkan konten yang lebih mendatangkan rupiah ketimbang mendidik atau melakukan persuasi politik terhadap pemirsanya. Oplag dan rating menjadi tujuan utama media masa dalam meraup nilai commercial break yang tinggi tanpa harus mementingkan isi dari siaran. Secara ukuran ekonomi, oplag dan rating memang menjadi acuan kesuksesan sebuah media, namun bukan tolak ukur kualitas conten media.

Orientasi komersial dalam media terjadi ketika pemilik media mengukur kesuksesan medianya dengan Oplag dan Rating. Karya jurnalistik sudah tidak menarik untuk digunakan menaikan oplag dan rating, Edukasi pun sama. Maka hiburan adalah tambang emas bagi mereka untuk merauk banyak audiens.

dari berbagai media yang ada di Indonesia, terdapat beberapa grup media terbesar, yaitu : 

1. MNC GROUP

Media Nusantara Citra Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama MNC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang di dirikan oleh salah satu pengusaha sukses yaitu Hary Tanoesoedibjo pada tahun 1997. Perusahaan ini berpusat di Jakarta, tepatnya di Gedung MNC Tower Lantai 27, Jalan Kebon Sirih Raya No. 17-19, kebon sirih, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia, didirikan pada tahun 1997.


2. SURYA CITRA MEDIA (SCM)


PT Surya Citra Media Tbk, pada awalnya didirikan pada 1990 sebagai Sindo Citra Media, kemudian pa tahun 1999 berubah menjadi Surya Citra Media. Eddy Kusnadi Sariaatmadja sebagai CEO PT.SCM memfokuskan pada bidang usaha meliputi jasa multimedia, hiburan dan komunikasi, terutama di bidang pertelevisian.

Perseroan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “SCMA” ini menyelenggarakan bidang usaha pertelevisian tersebut melalui anak usahanya, PT Surya Citra Televisi (SCTV), di mana Perseroan menguasai 99,99 persen sahamnya. Kepemilikan SCTV ini dilakukan secara bertahap, dimana pada tahun 2004, SCTV telah dimiliki sepenuhnya oleh SCM sebanyak 100 persen saham

SCTV memulai siarannya secara komersial pada tahun 1990 yang mencakup wilayah kota Surabaya, dan mulai beroperasi secara Nasional pada tahun 1993. Langkah ini pun diikuti dengan memindahkan kantor pusat SCTV ke Jakarta.

Pada awal Mei 2013, PT Indosiar Karya Media Tbk bergabung ke dalam SCM. Hal inilah yang menjadikan SCM menguasai SCTV dan Indosiar.

Unit usaha yang dimiliki oleh SCM diantaranya adalah 
  • PT Surya Citra Televisi (SCTV)
  • PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)
  • PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions)
  • PT Amanah Surga Produksi (Amanah Surga Productions)


3. MEDIA GROUP



Media Group adalah kelompok usaha media yang didirikan oleh Surya Paloh pada tanggal 9 Januari 1970. Kelompok usaha ini memiliki harian Media Indonesia,Lampung Post, dan stasiun televisi MetroTV.
Jenis Usaha yang dimiliki oleh Media Group 
  • Media cetak
  1. PT Citra Media Nusa Purnama (Media Indonesia)
  2. PT Masa Kini Mandiri (Lampung Post)
  • Televisi
  1. MetroTV
  • Daring
  1. MediaIndonesia.com


4. TRANS CORP 


PT Trans Corporation (sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo) adalah unit usaha CT Corp di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans Corp didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans TVdengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 55% kepemilikan sahamnya oleh CT Corp dari Kelompok Kompas Gramedia, Trans7 (dulunya TV7). Trans Corp dimiliki oleh CT Corp yang dimotori Chairul Tanjung.
Unit Usaha milik PT Trans Corporation di bidang media meliputi:
  • PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
  • PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
  • PT Detik TV Indonesia (CNN Indonesia)
  • PT Agranet Multicitra Siberkom (detikCom, Majalah Detik)
  • PT Trans Sinema Pictures (Trans Sinema Pictures)
  • PT Indonusa Telemedia (Transvision)

5. PT VISI MEDIA ASIA 

PT Visi Media Asia Tbk atau disebut VIVA adalah kelompok usaha media milik Bakrie & Brothers yang didirikan sejak tahun 2004. Kelompok usaha ini memiliki stasiun televisi antv, tvOne, viva+ dan Sport One, serta portal berita online VIVA.co.id. Komisaris Utamanya adalah Rachmat Gobel, wakil komisaris utamanya adalah Erick Thohir dan Direktur Utamanya adalah Anindya Bakrie. Pada tahun 2011,VIVA Group mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Unit Usaha :
  • Penyiaran
PT Intermedia Capital Tbk
PT Cakrawala Andalas Televisi (antv)
PT Lativi Media Karya (tvOne)
PT VIVA Sport Indonesia (Sport One)
PT Bakrie Viva Sport (BV Sport)
  • TV Berbayar
PT Digital Media Asia (viva+)
  • Situs online
PT Viva Media Baru
VIVA.co.id
VIVAnews
VIVAbola
VIVAlife
VIVAlog
VIVAforum
VIVAsocio
VIVAll



KONGLOMERASI DI INDONESIA

Fenomena global yang mungkin sedang menjalar ke Indonesia yang pelu di wasapaadahi adalah Fenomena Konglomerasi Media. Konglomerasi media terjadi makalala ada konvergensi kepemilikan silang yang terjadi antara satu industri dengan industri lainnya. Satu perusahaan bisa memiliki industri televisi, suratkabar, radio, film, musik rekaman, telekomunikasi sebagai satu kesatuan. 

Konglomerasi Media adalah penggabungan-penggabungan perusahaan menjadi perusahaan yang lebih besar yang membawahi banyak media. Konglomerasi ini di lakukan dengan melakukan korporasi dengan perusahaan media lain yang di anggap mempunyai visi yang sama. Pembentukan konglomerasi ini dengan cara kepemilikan saham, joint venture atau merger, atau pendirian kartel komunikasi dalam sekala besar.
Konglomerasi media memiliki dua dampak:

1. Dampak Positif Konglomerasi Media
  • Kemajuan pesat media di Indonesia
Media yang saat ini dijadikan “dewa” informasi oleh masyarakat memang menjadi hal yang dianggap sangat menguntungkan untuk dikelola. Meskipun membangun media tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Penglihatan jeli para pengusaha yang memanfaatkan kegandrungan masyarakat terhadap media membuat semakin banyak pengusaha mengelola sebuah media, bukan hanya satu tapi juga beberapa media sekaligus. Hal ini menjadikan media-media yang ada di Indonesia berkembang secara pesat. Bukan hanya dari segi jenis media tetapi juga bervariasinya jenis informasi yang menyebar di masyarakat.

2. Dampak Negatif Konglomerasi Media
  • Media dijadikan alat propaganda oleh pemiliknya
Tidak dapat dipungkiri banyak orang saat ini mengincar kekuasaan di kursi-kursi pemerintahan dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat, begitu juga halnya para pemilik media. Mereka juga masuk dalam jajaran nama calon yang akan menjadi wakil-wakil rakyat. Uniknya, mereka menggunakan media yang mereka pimpin sebagai alat untuk mengkampanyekan dirinya. Semakin banyak media yang mereka punya, maka semakin banyak berita-berita yang menggambarkan tentang para pemilik media tersebut. Hal ini membuat media tidak lagi netral, namun berdasarkan masing-masing kepentingan pemiliknya.

pemilik media yang disebutkan di atas tadi merupakan orang-orang yang membangun kerajaan bisnisnya dengan berupaya dekat dengan kekuasaan dan beberapa di antara ada yang duduk sebagai orang penting di pemerintahan serta ada pula yang merupakan tokoh penting pada salah satu partai yang sekian lama berkuasa di egaray Ini yaitu Golkar. Tidak menutup kemungkinan mereka membangun Media untuk memuluskan kepentingannya dalam bidang politik dan penyebaran egaray tertentu, melaui media.

Hal itu dapat dilihat dari wajah media yang mereka bentuk, di mana saat ini banyak media yang mengawali kepentingan penguasa seperti yang baru baru ini terlihat bagaiman egaray ramai-ramai menyiarkan Rapimnas Partai Golkar padahal di sisi lain masih banyak agenda-agenda penting lainnya yang harus diketahui oleh Publik seperti Penyelesaian Kasus lumpur lapindo yang sampai saat ini masih jauh dari kata “beres”. Padahal salah satu hak yang harus didapat masyarakat dari media adalah mereka mendapatkan Diversity Informasi atau keanekaragaman informasi.

Tentu saja Konglomerasi media ini sangat tidak sehat dalam iklim berdemokrasi dan perpolitikan bangsa ini mengingat pengaruh media yang begitu kuat terhadap kognitif khalayak. Jika mengacu pada Jurgen habermas menyatakan media massa sesungguhnya adalah sebuah Public Sphere yang semestinya dijaga dari berbagai pengaruh dan kepentingan. Dalam arti, media selayaknya menjadi The Market Places Of Ideas, tempat penawaran berbagai gagasan sebagaimana setiap konsep pasar, yang mana hanya ide terbaik sajalah yang pantas dijual dan ditawarkan.

Salah satu bentuk konglomerasi media adalah terpusatnya kepemilikan media massa oleh para penguasa modal. Fenomena itu dinilai berimplikasi terhadap obyektivitas media dalam menyampaikan muatan-muatannya. Konglomerasi media menjadikan orientasi media cenderung egara egaray, bukan fungsi jurnalismenya. Akibatnya, media lebih mengutamakan tayangan informasi-informasi yang menarik saja ketimbang yang penting.

Para pihak yang mempunyai kuasa untuk menghegemoni media, yaitu egara, pengusaha, media sendiri, serta civil society. Menurutnya kemenangan kapitalisme menjadi konsekuensi logis ter-hegemoninya media oleh modal. Hegemoni modal seakan bertumpang tindih dengan kepentingan politik. Ini karena para pemilik media besar di Indonesia, selain mempunyai kekuatan modal, sekaligus menempati posisi strategis politik Nasional.

Selain kepentingan politik, bisnis juga menjadi prioritas utama para pemilik media di Indonesia. Dengan memiliki banyak media maka akan mendapatkan keuntungan yang besar secara ekonomis kebutuhan informasi masyarakat tidak lagi menjadi ideology para pemilik media massa di Indonesia. Malah iklan-iklan yang di tawarkan setiap hari malah mempengaruhi khalayak.

Rupert Murdoch, The King of Media International


Rupert Murdoch lahir di Melbourne pada tanggal 11 Maret 1931. Pria yang memiliki nama lengkap Keith Rupert Murdoch ini merupakan putra tunggal dari seorang pemilik surat kabar terpandang yang berbasis di Melbourne, yaitu Sir Keith Murdoch dan ibunya bernama Elisabeth Joy.

Sebagai putra tunggal yang akan menjadi pewaris dari usaha sang Ayah, Rupert Murdoch dibesarkan untuk melanjutkan kerja keras ayahnya. Maka dari itu Rupert pun disekolahkan di Geelong Grammar School yang dilanjutkan di Worcester College, University Oxford, Inggris. Rupert Murdoch pada saat itu masuk ke Universitas Oxford, dia belajar politik dan ekonomi sambil menulis artikel untuk surat kabar mahasiswa.

Saat ia berusia 21 tahun, ayahnya tutup usia. Rupert pun pulang ke Australia pada 1953 dan langsung menjadi Direktur News Limited. Pada saat itu juga ia mengatahui bahwa ayahnya telah meninggalkan banyak hutang. Namun  Rupert memiliki ambisi yang besar untuk memperbaiki keadaan usaha peninggalan dari ayahnya itu. Segalanya telah ia lakukan untuk membayar hutang-hutang ayahnya. Setelah menjual saham berbagai surat kabar, Rupert Murdoch akhirnya berhasil meraih sukses termasuk memiliki majalah mingguan televisi bernama TV Week.
Arus kas ekstra membuat Rupert mampu meminjam uang untuk membiayai usahanya lebih lanjut. Dalam hitungan tahun, Rupert menjadi orang terpandang yang sukses menaklukkan surat kabar Negara Bagian New South Wales, Queensland, Victoria dan Northern Territory. Hampir seluruh media besar telah ia miliki. Setelah menguasai lebih banyak koran di sebagian besar Australia, Murdoch juga membeli The Daily Mirror, sebuah tabloid yang berbasis di Sydney.

Pada tahun 1964, Rupert sudah merambah ke luar negeri dengan membeli suratkabar terlaris di Selandia Baru. Pada tahun itu juga Rupert mendirikan koran nasional Australia pertama, The Australian, yang konon dimaksudkan untuk mendapatkan rasa hormat politik.

Pada tahun 1968, Rupert Murdoch memperluas bisnis ke Inggris dengan memperoleh kendali The News of the World, surat kabar berbahasa Inggris paling populer pada masanya dengan sirkulasi internasional lebih dari 6 juta eksemplar. 

Rupert pun mengukuhkan cengkeramannya di tanah Inggris dengan merambah ke dunia politik. Pria yang telah menikah tiga kali dan dikaruniai enam anak ini dikenal sebagai salah satu pendukung vokal Partai Buruh dan pemimpinnya, mantan PM Inggris Margaret Thatcher. Tak puas dengan media cetak, Rupert membeli televisi satelit berbasis di Inggris, Sky Television, serta membalikkan aktivitas perusahaan dari rugi ke laba. Tanah Inggris ternyata belum memuaskan baginya, maka Rupert menginjakkan kaki ke Amerika.

Pada tahun 1973, Rupert Murdoch mulai mengalihkan perhatian ke Amerika Serikat. San Antonio Express-News menjadi media Amerika pertama yang dikuasai Rupert. Ia kemudian mendirikan tabloid supermarket Star dan akhirnya, Rupert kian sukses di Amerika dengan membeli New York Post.

Langkah Rupert terhambat saat pasar bebas Amerika ternyata tak sebebas perkiraannya. Saat ia ingin merambah ke stasiun televisi Amerika, pemerintah memberi syarat bahwa ia harus menjadi warga negara Amerika. Rupert lantas menjadi warga negara AS pada tahun 1985 untuk kemudian membeli stasiun televisi Amerika FOX Network yang sangat populer di kalangan pemirsa muda. Kemudian, ia membeli studio film 20thCentury Fox. Tahun berikutnya, enam stasiun televisi milik Metromedia sudah berada di tangannya.

Inilah cikal bakal kerajaan media Amerika miliknya, Fox Broadcasting Company, yang didirikan pada 9 Oktober 1986. Halangan terjadi lagi ketika Komisi Komunikasi AS (FCC) menyelidiki Rupert, menduga kepemilikannya atas Fox melanggar hukum.
Beruntung, keputusan FCC berpihak padanya. Pada 1993, ekspansi Rupert masuk ke Asia dengan membeli televisi satelit Star TV milik pengusaha Hong Kong. Kepemilikannya dibatasi, karena China tak ingin Rupert terlalu berkuasa di Asia.

Pada tahun 2003, News Corp membeli 34% saham Hughes Electronics yang memiliki DirecTV ™, sebuah perusahaan satelit terkemuka. Namun, minat Rupert di televisi dan satelit tidak spesifik hanya di Amerika Serikat. BSkyB (perusahaan satelit terkemuka Inggris), The National Geographic Channel, The History Channel, dan Nickelodeon tercatat dimiliki sebagian oleh Rupert Murdoch.

Pada tahun 2005, News Corp membeli Intermix Media Incorporated, pemilik sosial media populer MySpace. Rupert juga mengakuisisi saham IGN Entertainment, sebuah perusahaan berbasis multimedia video yang memiliki website seperti Askmen, Gamespy, dan RottenTomatoes.

Pada tahun 2007, dia berusaha mengakuisisi Dow Jones dan salah satu koran paling dihormati di AS, The Wall Street Journal, dengan nilai tawaran US$ 5,6 miliar. Menurut laporan FOX awal Agustus 2007, kesepakatan telah dicapai dan News Corp akan meneruskan pembelian. Dow Jones dikenal memiliki banyak situs keuangan berpengaruh, termasuk MarketWatch.

Dengan semua pencapaian tersebut, Rupert Murdoch memposisikan dirinya sebagai raja media yang memiliki jaringan koran, majalah, televisi, dan situs web yang dibaca miliaran orang.

Berdasarkan daftar Forbes pada 2010, Rupert adalah orang terkaya ke-38 di Amerika dan ke-117 di seluruh dunia. Jumlah kekayaannya diperkirakan mencapai US$6,2 miliar.